A Girl For My Brother
Author : @Heecat18
Title : A Girl For My Brother.
Genre : Romance, sad, family
Cast/tags :
- Kim Heechul
- Kim Hyo Rin
- Park Jae In
Rating : Teen 16,,
Warning : ada part yang mungkin dan gak baik untuk di tiru, so HEEpy reading,,,hehe
FF tanpa di edit, jujur dikit ah, aku paling gak bisa baca FF di PC, jadi pasti aku gak baca lagi dan dijamin acak2an,
Mataku suka pusing lw baca via PC,, (Mata mbum wkwkwk)
Prolog
Kim Heechul dan Kim Hyo Rin adalah 2 saudara tapi berbeda ayah dan ibu mereka menjadi adik kakak karena kedua orang tua mereka menikah saat mereka kanak-kanak, Heechul terbiasa hidup dan menganggap Hyo Rin sebagai noonanya karena mereka memang menghabiskan waktu bersama-sama begitupun Hyo Rin menganggap Heechul dongsaengnya sendiri. Heechul dan Hyo Rin saling melengkapi dan saling menjaga karena waktu dulu orang tua mereka dibunuh oleh perampok yang masuk rumah mereka. Hyo rin melihat sendiri ayah dan ibunya [ayah heechul dan ibu hyorin] dihabisi oleh perampok itu ketika kejadian itu Heechul sedang tidur dikamarnya, saat peristiwa itu hyo rin masih berusia 7 tahun dan Heechul 5 tahun. Para perampok itu sengaja memadamkan listrik di rumah mereka untuk mempermudah menghabisi penghuni rumah mereka. Hyo rin hanya anak kecil yang tidak tau apa-apa waktu itu dia hanya menangis mendengar orangtua mereka menjerit kesakitan. Saat semua lampu padam dia mengendap-ngendap ke luar rumah untuk meminta bantuan tetangga.
Tak lama kemudian polisi datang tapi semua sudah terlambat, orang tua mereka sudah dihabisi bahkan pembantunya juga, yang tersisa hanya dongsaengnya Heechul yang bersembunyi dibawah tempat tidur.
18 belas tahun sejak kejadian itu berlalu Hyo Rin sangat menjaga dongsaengnya Heechul, Hyo Rin mengambil alih perusahaan keluarga karena Heechul masih kuliah dan belum bisa memegang kendali perusahaan ayahnya. Saat ini
Heechul masih melanjutkan kuliahnya sedang Hyo Rin sibuk dengan pekerjaannya.
-Hyo Rin P.O.V-
Sudah jam 9 malam tapi Heechul belum juga pulang, kemana anak nakal itu, pasti dia bersenang-senang dengan teman-temannya. Dia hampir lulus kuliah tapi sifatnya masih kekanak-kanakan padahal usianya sudah 23 tahun. Ah ini lah sebabnya ayah menyuruhku bertanggung jawab atas perusahaan milik Heechul, dasar dongsaengku itu sangat nakal.
Walaupun begitu aku selalu kalah jjika dia sudah bergaya innocent di depanku, seperti anak kecil yang meminta permen saja. Aku sangat menyayangi dongsaengku itu walau kami tidak punya hubungan darah tapi aku merasa mempunyai dongsaeng sendiri, mungkin itu karena sejak kecil aku hidup dengannya hingga sekarang. Dari pada aku bosan menunggu Heechul lebih baik aku menonton tv saja, ah kenapa juga aku harus menunggu anak itu, pikirku dalam hati, tapi walau begitu aku tetap saja tidak tengang jika dia belum pulang, kalau aku pikir-pikir aku ini seperti ibu dan ayah, karena aku tahu ibu Heechul meninggal setelah dia lahir, kasian sekali Heechul, tapi aku sudah berjanji akan menjaga Heechul tepat saat kejadian malam itu.
Lama-lama aku kesal menunggu dia, aku kirimkan pesan “Hai kau cepat pulang, noona menuggumu, awas kau kalau sampai pulang pagi” ancamku dalam pesan itu. Hoaamm lama-lama aku mengantuk juga tanpa sadar aku sudah tertidur pulas di ruang tv.
-Author P.O.V-
Hyo Rin sampai tertidur menunggu dongsaengnya pulang, sementara di tempat lain Heechul sedang asik berpesta dengan teman-teman chocoballnya, seperti biasa ada hongki, simon, jungmo, geun suk dan si pendiam jong hoon *sbnrnya msh banyak tp author gk msukin smua* Heechul seperti pemimpin diantara mereka. Mereka malam ini berkumpul karena hongki sedang ulang tahun, saat itu heechul menerima pesan masuk dari sang noona “Hai kau cepat pulang, noona menuggumu, awas kau kalau sampai pulang pagi” Heechul langsung mengdengus hufs, kenapa hyung
“Tanya hongki” “ani, tadi noona sms katanya aku harus cepat pulang” jawab Heechul.
“tapi kita kan baru minum sedikit hyung” balas geun suk yang sedang duduk di samping Heechul.
“ah tidak aku pulang saja, kasian noona ku sendirian dirumah” jawab Heechul pada geun suk.
“hyaaa hyung kau menurut sekali pada noonamu, memangnya kau takut ya?” kata-kata jungmo sangat membuat heechul marah karena menurutnya dia tidak merasa takut pada noonanya tapi dia sangat mengagumi noonanya yang selalu menjaga dia sejak ditinggal oleh ayahnya.
“diam kau” bentak Heechul pada jungmo, saat itu juga jungmo diam, karena dia melihat mata Heechul yang dingin dan penuh kemarahan padanya.
Heechul pergi meninggalkan para dongsaeng chocoballnya, dia sedikit mabuk ketika itu tapi itu bukan masalah karena dia sudah terbiasa menyetir mobil. Heechul cepat pulang ke rumah karena dia takut noonanya akan ketakutan jika listrik di rumah mereka mati, seperti waktu sebelumnya saat Heechul pergi dan lampu mati membuat noonanya merasa ketakutan bahkan sampai menagis. Noonanya sangat trauma dengan kejadian dimana saat orang tua mereka dibunuh oleh para perampok.
-Heechul P.O.V-
Ku masuk kedalam rumah, ku lihat noona sudah tertidur pulas di kursi, mungkin dia ketiduran saat menonton tv, kuambil remot yang tak jauh dari tangannya lalu kumatikan tv. Kasian juga noonaku ini tiap hari bekerja pasti melalahkan ditambah harus menungguku setiap hari, ku tatap wajahnya yang sangat menyejukkan itu, mungkin aku sudah lupa bagaimana wajah ibuku, karena sejak umur 5 tahun aku sudah dijaga dan dirawat olehnya. Yah benar aku pasti lupa dengan wajah ibuku sendiri karena sejak aku lahir ibuku sudah tiada, aku sangat ingat ketika peristiwa malam itu terjadi noona berusaha lari keluar dan meminta bantuan para tentangga, saat polisi datang aku bersembunyi di bawah tempat tidur lalu dia berkata sambil memelukku “Heechul tenang saja noona akan selalu menjagamu” dia berusaha meyakinkanku padahal aku juga tau noona merasa ketakutan saat itu.
Aissh noona kenapa tidur disini sih, pikirku dalam hati aku berusaha membangunkannya tapi tetap saja dia tidak bangun, noonaku ini memang terlalu kalau sudah tertidur pulas, yah terpaksa aku yang menggendongnya ke kamarnya, jika dia tidur di kursi pasti besok badannya kesakitan, akupun menggendongnya ke kamar. Ku tidurkan Hyo Rin noona dikasur, ah berat sekali ternyata, deg ada persaaan aneh saat aku menatap wajahnya, tidak tidak Kim Heechul dia noonamu pikirku dalam hati sambil berusaha menyadarkan lamunanku, aku pun cepat-cepat pergi keluar dari kamar noona.
-Author P.O.V-
Heechul terus saja bertanya pada dirinya sendiri ketika dia melihat wajah noonanya perasaan aneh terus mengganggunya. Bahkan saat dia akan tidurpun terus saja memikirkan noonanya. Heechul berusaha menghilangkan perasaan itu tapi semakin dia berusaha menghapusnya semakin dia memikirkannya.
-Hyo Rin POV-
Sudah sesiang ini Heechul belum bangun juga, apa dia tidak ada kuliah hari ini, dasar anak itu pemalas, ku hampiri kamarnya untuk membangunkan dongsaeng pemalasku ini.
“hyaaaaa Kim Heechul, bangun kau” aku menyipratkan air ke wajahnya, dan langsung saja dia bangun. Tapi ada yang aneh dengannya biasanya ketika aku menyipratkan air kemukanya pasti dia akan protes tapi kali ini sama sekali dia tidak protes, malah hanya diam saja. Emh apa dia sedang sakit pikirku dalam hati, karena penasaran aku pegang keningnya “kau tidak panas” ucapku enteng setelah aku merasa dongsaenku baik-baik saja.
“apa kau mau berpura-pura sakit supaya kau bisa bolos kuliah?” selidikku pada Heechul, dia malah melamun saja, lalu ku pukul kepalanya.
“aww sakit” rintih Heechul
“cepat mandi dan sarapan” perintahku padanya.
Heechul pergi meninggalkan kamarnya, akupun mengikuti dia keluar juga, saat heechul mandi aku menyiapkan sarapan dan menghidangkannya di meja makan. Tak lama kemudian Heechul sudah rapi dan menghampiriku duduk di kursi.
Dia makan dengan seriusnya sampai dia tidak menatapku saat aku bertanya padanya, aissh kenapa dia ini, membingungkanku saja.
“makanan buatan noona enakkan?” tanyaku pada Heechul.
“enak” jawabnya singkat dan tanpa melihatku.
“sebentar lagi kau lulus kuliah bukan?” tanyaku lagi.
“nde” jawabnya. Aissh lama-lama aku ingin sekali memukul kepala bocah ini, beraninya dia tidak sopan pada noonanya sendiri.
“hyaaaaaa Kim Heechul, tatap aku jika aku mengajak bicara padamu” plaakk aku memukul kepalanya dengan sendok.
“baik noona” perlahan dia menjawabnya dia melihat kearahku tapi hanya sekilas, mungkin dia takut aku akan mencungkil matanya dengan sumpit yang ada disebelahku.
“tumben kau sangat pendiam, apa pacarmu memutuskanmu?” tanyaku asal
“noona aku duluan ya” dia bergegas pergi tanpa menjawab pertanyaanku, aissh anak itu, pikirku dalam hati.
**di kantor Hyo Rin**
Dan seperti biasa aku berangkat ke kantor, walau aku pemilik perusahaan ini ah maksudku dongsaengku Heechul pemilik perusahaan ini tapi aku selalu mengecek apa saja yang terjadi di perusahaan ini, aku tidak mau kelak perusahaan ini bangkrut, kasian Heechul nanti. Hari ini pekerjaanku lumayan santai hanya menandatanganin beberapa berkas saja, *author : anggap saja pekerjaan Hyo Rin beres haha** aku berencana makan siang di luar dan setelah itu aku mau berjalan-jalan melihat suasana kota, aku sedikit jenuh dengan pekerjaanku.
Setelah aku makan siang aku berjalan-jalan dan melihat-lihat suasana kota, ada satu toko yang menarik perhatianku aku mencium aroma yang sangat lembut seperti aroma coklah, sebuah toko coklat kecil dipinggir jalan kota, aku masuk ke sana karena penasaran dengan bau coklat didalamnya. Aku duduk di sebuah kursi yang tersedia disana, akupun memesan coklat panas untuk aku minum, sepertinya sangat enak sekali ketika aku melihat pengunjung lainnya sedang meminum coklat dengan nikmatnya.
Kemudian ada seorang pelayan menghampiriku “nona mau pesan apa?” Tanya pelayan itu.
“aku mau coklat panas seperti yang aku lihat itu” aku memesan coklat panas seperti yang pengunjung lain yang memakannya.
“tunggu nona, akan kami buatkan untukmu” jawab pelayan itu.
“gomawo” ucapku pada pelayan itu, diapun tersenyum padaku.
Tak lama kemudian pelayan tadi membawakan coklat panas yang aku pesan, dia menaruhnya dimejaku, tapi entah kenapa saat dia akan meletakan cangkir di mejaku, semuanya tumpah, sampai kena rokku, akupun berdiri dan hendak memarahinya “kau” ucapku dengan nada sedikit tinggi pada pelayan itu.
Saat itu seoarang ahjuma menghampiriku dan berkata “mianhe nona, anakku telah mengotori rokmu” ahjuma itu memohon maaf padaku.
“sudah eomma bilang jangan ke toko, nanti kau membuat kesalahan” ucap ahjuma itu pada anaknya.
“tapi eomma aku kesal dirumah terus, aku bosan” jawab pelayan tadi.
“eomma tau tapi kau harus mengerti, kau tidak bisa melihat seperti orang lain kebanyakan”
Jelas ahjuma itu, saat ahjuma itu bilang anaknya tidak bisa melihat saat itu juga kemarahanku pada pelayan itu menjadi rasa iba pada gadis buta itu. Pantas saja tadi dia menumpahkan coklat pada rokku ternyata dia tidak bisa melihat, kasian sekali gadis itu padahal aku lihat wajahnya cantik sekali, tubuhnya tinggi semampai jauh berbeda denganku, kalau saja dia tidak buta pasti banyak namja yang mengejarnya.
“nona mau kah kau memaafkan anakku” Tanya ahjuma itu, sepertinya dia takut aku memperpanjang masalah ini.
“gwencana ahjuma, aku minta maaf juga aku tidak tau kalau anak anda buta” jawabku pada ahjuma itu.
“emh siapa namamu” tanyaku pada gadis itu.
“aku, Park Jae In imnida, eoni boleh aku tau namamu?” jawabnya dan balik bertanya.
“Kim Hyo Rin imnida”
“kau merasa bosan dirumah, nanti aku akan mengajakmu jalan-jalan Jae In” aku sangat kasian dengan gadis itu, aku merasa aku ingin menemaninya, kasian sekali dia tidak bisa melihat dunia yang indah ini, ternyata ada yang lebih menderita dari ditinggalkan orang tua seperti aku dan Heechul, pikirku dalam hati.
“eoni kau baik sekali, semua teman-temanku menjauhiku tapi kenapa kau ingin menemaniku” Tanya Jae In padaku.
“aku hanya mengingat adikku jika melihat mu, itu saja”
“eoni aku senang sekali aku mendapat teman sebaik eoni padahal aku baru mengenal eoni”
“aku juga senag bisa mendapat dongsaeng cantik sepertimu”
Lalu dia pergi meninggalkanku menuju belakang, entah apa yang ia lakukan, saat dia kembali setelah beberapa menit yang lalu dia memberikan sekotak coklat dan memberikannya untukku.
“eoni ini untukmu dan dongsaeng mu”
“ah aku merepotkanmu” ucapku pada Jae In.
“ani eoni ini sebagai ganti aku menumpahkan coklat ke rokmu” jawab Jae In.
Akupun berpamitan pada Jae In dan eommanya karena waktu sudah sore, aku harus segera pulang, sambil memegang sekotak coklat aku tersenyum sendiri ketika dalam mobil. Jae In dia gadis yang manis juga baik hati sayang dia tidak bisa melihat, baiklah besok dan hari berikutnya aku akan mengajak dia jalan-jalan supaya dia tidak merasa bosan.
-Jae In P.O.V-
Tadinya saat aku menumpahkan coklat itu aku takut eoni tadi marah tapi sebaliknya dia malah ingin mengajakku jalan-jalan, aku tau dia mengasihaniku, tapi aku tidak perduli aku hanya ingin mempunyai seorang teman, tiap hari aku hanya dirumah, aku sangat bosan sekali, eomma selalu melarangku ke toko karena dia takut aku berbuat salah lagi pada para pelanggannya, aku tau ssebenarnya eomma bukan takut aku berbuat salah tapi eomma takut aku dihina oleh orang2 yang ada di toko karena aku seorang gadis buta. Pernah saat aku masih sekolah di taman kanak-kanak semua teman-temanku mengejekku mereka selalu memanggilku sibuta, saat itu aku masih polos aku tidak memperdulikan ejekan mereka tapi eommaku menangis saat melihat dan mendengar teman-temanku mengejeknya.
Dan setelah kejadian itu aku tidak lagi bersekolah di sekolah umum tapi aku mengikuti home schooling untuk anak2 cacat sepertiku, yah aku memang hanya sekolah di rumah tapi kemampunku sangat baik kata guruku aku adalah anak pintar yang pernah dia ajar. Saat aku mulai beranjak dewasa aku tidak memiliki banyak teman malah aku bisa bilang aku tidak mempunyai teman, karena aku hanya belajar di rumah saja, eomma tidak memperbolehkanku keluar karena takut terjadi sesuatu padaku.
Sampai tadi ada seorang eoni yang mau mengajakku jalan-jalan aku sangat merasa senang sekali, eoni Hyo Rin dia orang pertama yang mengajakku jalan-jalan yah tentu saja setelah ibuku. Karena ayahku sudah meninggalkanku dan eoma setelah tau dia mempunyai anak buta sepertiku. Aku sangat menantikan hari esok, aku bisa berbagi cerita dengan Hyo Rin eoni, aku tidak bisa melihat wjahnya tapi aku mendengar suaranya yang sangat lembut, dia pasti sangat cantik.
-Heechul P.O.V-
Ah lelah juga hari ini dosen tadi terus saja memberikan ceramah padaku, aissh menjengkelkan sekali hari ini, saat aku pulang ke rumah aku tidak melihat Hyo Rin noona sepertinya dia belum pulang kerja, pikirku dalam hati. Aku cepat-cepat mandi dan bergegas mencari makanan di kulkas karena aku lapar sekali, ah di dalam hanya ada ramen dan roti, aku malas memakannya.
Akupun terpaksa memakannya walau sebenarnya aku tidak mau, saat aku makan ramen Hyo Rin noona datang dan memberikanku pizza, “makan ini saja ya Heechul aku lelah hari ini jadi tidak bisa membuatkanmu makan malam” ucapnya padaku sambil menyodorkannya padaku.
“nde noona” jawabku asal, aissh noona tega sekali hanya membrikan pizza padaku, padahal aku mau makan masakannya, keluhku dalam hati.
Noona pun bergegas pergi meninggalkanku dan menuju kamar mandi, sebelum dia pergi aku mengajaknya makan bersama “noona kau tidak makan?” tanyaku padanya.
“makan saja aku tidak lapar, tadi aku makan coklat banyak, kalau kau mau ambil saja di meja, aku sisakan untukmu” jawab Hyo Rin noona. Pantas saja dia tidak lapar, ternyata dia sudah makan coklat sebanyak ini, aku melihat kotak coklat yang ada di meja, karena penasaran aku memakannya, baru kali ini aku merasa ada coklat seenak ini, padahal aku sering memakan coklat sejenis dengan ini tapi memang rasa coklat ini berbeda, aromanya harum sekali.
Karena jam sudah menunjukan pukul 9 malam noona langsung menuju kamarnya, dia tidak menemaniku menonton tv, yah mungkin dia lelah seharian bekerja. Akupun tak terasa sudah mengantuk, sampai aku ketiduran sambil menonton tv, tapi aku terbangun dengan suara jeritan dari kamar noona, aku cepat-cepat membuka mataku, aku lihat lampu dirumah padam, semuanya gelap aku tidak bisa melihat apa-apa, tapi aku hanya bisa mendengar jeritan noona di kamarnya, dengan cepat aku menuju kamar noona, aku mencari cari senter tapi aku tidak bisa menemukannya, saat aku membuka pintu kamar noona aku membuka jendela agar ada cahaya masuk ke kamar noona, ku lihat noona sedang menangis di samping tempat tidurnya sambil memeluk kakinya, kepalanya tertunduk, kuhampiri dia dan ku berusaha menenangkannya “noona aku disini kau tidak perlu takut” saat menyadari kehadiranku dengan tiba-tiba noona memelukku dengan erat, badannya gemetar ketakutan, keringatnya mengalir. Dia terus saja menangis sambil memelukku, “noona tunggu disini aku akan mencari senter dan menyalakan lampu” ucapku pada noona yang masih saja memelukku sangat erat seakan tidak mau melepaskan pelukannya,
“Heechul aku takut, jangan tinggalkan aku” suaranya gemetar ketika memohonku untuk tidak meninggalkannya.
Akupun sangat kasihan dengan noona, aku tau noona masih trauma dengan peristiwa ketika appa dan eomma dibunuh para perampok itu, aku pun tidak bisa menyalahkan noonaku karena dia sendiri menderita, sampai sekarang noona masih selalu ketakutan ketika lampu mati. Saat ini noona hanya diam dan gemetar sambil memelukku dengan erat, dapat kurasakan rasa takut di diri noona begitu besar, akupun terus memeluk noona sampai hari mulai pagi, aku melihat noona sudah tertidur di pelukanku, saat ku lihat wajahnya muncul lagi perasaan aneh, aku tidak tau ini apa tapi aku rasa ini perasaan yang tidak benar, saat aku melihat bibir noona aku ingin menciumnya, saaat aku melihat rambutnya yang terurai aku ingin membelainya, walau otakku berkata tidak tapi berlawanan dengan kenyataan, saat aku minidurkan noona ke atas kasur dengan reflek aku mencium kening noona. Oh tuhan maafkan aku aku tidak bisa menahan perasaanku pada noonaku sendiri, untung saja tadi saat aku mencium kening noona dia tidak bangun, akupun pergi meninggalkan keluar kamar dan meninggalkan noona tidur.
-Author P.O.V-
Heechul sadar ternyata dia menyukai noonanya sendiri, lebih tepatnya dia mencintai Hyo Rin, Hyo Rin tidak tau kalau dongsaengnya mencintainya, dia bersikap biasa saja pada heechul sampai akhirnya Hyo Rin merasakan perubahan sikap Heechul yang sangat aneh padanya, dia tidak mengerti kenapa Heechul selalu menghindar darinya akhir-akhir ini.
-Hyo Rin P.O.V-
“Mianhe noona ya, malam kemarin noona menyusahkanmu lagi” aku sangat takut pda malam itu, aku memeluk Heechul karena aku sangat takut gelap aku trauma kejadian masa laluku.
“gwencanayo noona” jawab heechul.
“oh ya hari ini noona akan pulang sedikit telat ya, noona ada janji dengan seseorang”
“dengan siapa, apa dia namja?” tiba-tiba nada bicara Heechul tinggi dan menatap mataku.
“mau tau saja kau ini, cepat makan sarapanmu” jawabku pada heechul.
“noona tidak boleh pergi dengan dia” tegas Heechul padaku.
“wae?” kenapa tiba-tiba dia mempermasalahkan aku pergi dengan siapa, aneh sekali bocah ini, pikirku dalam hati.
Dia langsung pergi saat kutanyakan alasannya, anak itu kenapa sih akhir-akhir ini dingin sekali, biasanya dia itu sangat bawel padaku, aissh Kim Heechul kenapa lagi dia, ah mungkin dia sedang putus cinta makanya dia uring-uringan terus. Ah dari pada aku pusing memikirkan bocah itu lebih baik sore nanti aku ke toko Jae In, aku sudah janji mau mengajak dia jalan-jalan bersamaku, pasti sangat asik berjalan-jalan dengan sesama yeoja dari pada aku harus mengajak Heechul dongsaeng yang kurang ajar. Pernah saat aku meminta Heechul mengantarku berbelanja dia malah kabur dan meninggalkanku sendirian di mall, aku kapok mengajak dongsaengku itu.
Ku ambil kunci mobil dan bersiap pergi ke kantor, hari ini aku akan menghabiskan waktuku dengan Jae In, ah aku serasa punya dongsaeng yeoja, aku beruntung sekali punya dua dongsaeng sangat komplit yeoja dan namaja, walau mereka bukan dongsaengku sendiri.
-Heechul P.O.V-
Aku sedikit menjaga jarak dengan noona karena jika aku berada disisinya aku merasa ingin memeluknya dan memilikinya, aku tau ini perasaan yang salah tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa saat berhadapan dengan Hyo Rin noona, aku berusa mendekati yeoja-yeoja yang lain dikampusku tapi hasilnya semakin aku berusaha melupakan wajah noona semakin sering juga wajah noona masuk ke dalam kepalaku.
Seperti biasa hari ini aku sarapan dengan noona seperti biasa aku bersikap dingin padanya, tapi aku sedikit marah ketika noona bilang akan pergi dengan seseorang, jujur aku cemburu, aku tidak mau noona pergi dengan namja lain.
“oh ya hari ini noona akan pulang sedikit telat ya, noona ada janji dengan seseorang”
“dengan siapa, apa dia namja?” tiba-tiba nada bicara ku meninggi dan aku tidak bisa menyembunyikan rasa cemburuku pada noona.
“mau tau saja kau ini, cepat makan sarapanmu” pasti pergi dengan namja, mana ada namja yang bisa menolak noona, dia cantik, kaya dan sexy.
“noona tidak boleh pergi dengan dia” tegas ku pada noona, aku semakin tidak bisa mengontrol diri sendiri.
“wae?” dari pada aku ketaun sama noona aku lebih baik cepat-cepat pergi ke kampus biar noona tidak mencurigaiku, walau aku ingin bilang padanya “JANGAN PERGI, AKU MENCINTAI NOONA” tapi itu hanya bisa aku katakan dalam hatiku saja. Ah noona kenapa aku tidak bisa menganggapmu hanya sebagai noona, noona aku mencintaimu tapi aku takut.
-Autor P.O.V-
Saat pulang kerja Hyo Rin ke toko Jae in dia benar-benar mengajak jae in jalan-jalan, mereka pergi ke taman bersama, ke taman bermain, dengan penuh kasing sayang Hyo Rin menemani Jae In menaiki semua permainan, Jae In merasa sangat nyaman dengan Hyo Rin, begitupun dengan Hyo Rin dia merasa bermain dengan dongsaengnya sendiri, walau Jae in buta tapi jae In tidak menyusahkan Hyo Rin malah dia kagum dengan kemandirian Jae In menjalani hidupnya, yang tadinya rasa iba menjadi rasa sayang, itu yang dirasakn Hyo Rin pada Jae In, ia ingin sekali melihat jae In bisa melihat dunia.
-Hyo Rin P.O.V-
“jae In kau cape?” Tanya ku pada jae in yang kelihatan berkeringat.
“anio, aku tidak cape aku senang eon” jawab jae in ketika aku dan dia duduk di sebuah bangku taman.
“kalau kau cape kita pulang saja” ajakku pada jae in
“anio aku ingin sebentar saja disini bersama eoni, eoni aku senang bisa mengenalmu, walaupun aku tidak bisa melihat aku merasa bahagia saat ini, itu karena ada eoni yang bersedia menemaniku jalan-jalan”
Aku terharu mendengar kata-kata Jae In, dia saja seorang yang buta sangat bersyukur pada Tuhan, dia tidak menyesali keadaan dirinya, tabah sekali gadis ini, pikirku dalam hati.
“jae in apa keinginan terbesarmu?” tanyaku padanya.
“dulu aku tidak pernah bermimpi bisa melihat, tapi saat ini aku ingin melihatmu eoni” aku tak sanggup menahan air mataku, dengan perlahan airmataku keluar membasahi pipiku.
“apa matamu bisa disembuhkan?” tanyaku, aku ingin sekali melihat dia melihat pasti akan sangat bahagia.
“ah susah eon, belum ada donor yang cocok untukku, mungkin ini sudah takdirku eon” jika saja semua bisa dibeli dengan uang, aku rela memberikannya jika Jae In bisa melihat dunia. aku memeluk Jae In dengan erat dan berkata “suatu saat kau akan bisa melihat lagi Jae In”
‘Kajja kita pulang’ kasian eomma mu menunggumu.
“ne eon” Jae In berdiri dan melangkah tapi tiba-tiba kakinya tersandung batu dan terjatuh tepat dihadapanku, aku pun menahan tubunya.
“kau tidak apa-apa?” tanyaku khawatir.
“aku baik-baik saja” jwbnya.
Akhirnya aku dan jae in pulang, aku mengantar Jae In pulang ke rumahnya karena tokonya tutup cepat-cepat, kata jae in eommanya sengaja menutup tokonya karena ingin menemui dokter yang merawat mata Jae In, eomma jae In beharap dan selalu mengharapkan ada pendonor yang cocok untuk mata Jae In. maka hari itu eomma jae in menemuai dokter.
Setelah sampai ke rumah jae in aku diajak jae in masuk, aku menemani jae in karena eommanya belum pulang, dan karena di luar hujan aku jadi malas pulang padahal kalau dipikir-pikir aku bawa mobil kenapa harus takut, aku duduk di ruang tamu lalu jae in mengambilkannku minum, aku merasa kagum melihat jae in begitu cekatan dia kesana kemari mengambilkan aku minum tapi dia tidak terjatuh sedikitlpun dia seperti melihat dengan detail apa saja yang ada diruangan ini, pikirku.
“jae in kau hebat bisa melihat semua ruangan ini” pujiku padanya
“ah mungkin karena sejak kecil aku terbiasa eoni dengan ruangan ini, dan eomma selalu memberitahuku bagaimana keadaan dan suasana rumah ini”
yah mungkin benar kata jae in dia sudah terbiasa tapi tetap saja aku kagum dengannya, sambil menunggu eommanya pulang aku mengobrol dengan jae in, kami mengobrol banyak mulai dari kehidupan masa kecilnya sampai sekarang, oh aku jadi ingat aku belum memberitahu Heechul aku akan menginap di rumah jae in, akupun mengirim pesan pada Heechul “jangan tunggu noona, noona akan menginap dirumah teman”
“eoni itu dongsaengmu?” Tanya jae in.
“ne, dia dongsaeng eoni, mungkin usianya sama denganmu” jawabku pada jae in.
“pasti senang jika aku punya saudara, aku bisa mengobrol dengan saudaraku” ah kasian jae in pasti sejak kecil dia kesepian, kalau saja aku lebih awal mengenal gadis ini.
“kenapa kau bicara seperti itu, aku kan sekarang eonnimu, aku bisa mengajakmu ngobrol tiap hari, aku bisa mengajakmu jalan-jalan, kau tidak perlu sedih Jae In, mulai sekarang dan nanti aku akan menjagamu” jawabku pada Jae In sambil menggemgam tangannya.
“gomawo eoni, kau baik sekali”
Tak beberapa lama kemudian eomma jae in pulang, jae in sangat senang dengan kedatangan eommanya, dia berlari ke depan pintu, sampai aku memperingatkannya untuk hati-hati “awas nanti terjatuh jae in” ucapku.
“eoma bagaimana? Apa ada donor mata untukku” Tanya jae in pada eommanya dengan penuh harap, aku bisa mendengar dari suara jae In.
“mianhe jae in,” eommanya hanya bisa mengucapkan mianhe, kata itu saja sudah memberikan banyak arti untuk jae in,
“ah gwencana eomma”
“eomma aku mau tidur, selamat malam eomma” jae in cepat-cepat pergi ke kamarnya.
Aku bisa merasakan kesedihan hati jae in, dia sangat ingin melihat aku tau itu, tanpa dia jelaskan aku sangat paham, andai saja aku bisa membantunya.
“Hyo Rin, mianhe merepotkanmu, kau sudah menjaga jae in seharian ini” ucap ahjuma ketika melihatku duduk di kursi.
“gwencanayo, aku senang kok, jae in gadis yang menyenangkan” jawabku.
“sayang jae in tidak bisa melihat” aku tau ahjuma itu juga ingin melihat anaknya bisa melihat.
“sudah sejak lama jae in menantikan donor untuknya tapi selalu saja dia tidak mendapatkannya, sebagai eommanya aku merasa bersalah pada anakku, tapi sejak kau datang ke toko kami jae in jadi lebih ceria, dia selalu menceritakanmu, dia selalu bertanya bagaimana wajahmu, dia sudah sangat menganggapmu sebagai eonninya” ya tuhan tolonglah jae in beri dia kesempatan untuk melihat lagi, aku tidak kuasa melihat penderitaannya dan juga eommanya yang sudah mulai tua.
“ne ahjma aku akan selalu menjaga jae in seperti menjaga dongsaengku sendiri”
“gomawo Hyo Rin, kau memang gadis yang baik hati, beruntung sekali kami bisa mengenalmu” ucap ahjuma padaku.
Ahjuma akhirnya pergi ke kamarnya dan meninggalkanku, aku menuju kamar jae in, aku masuk karena pintu tidak di kunci, samar-samar aku mendengar suara tangisan jae in, dia menutup seluruh tubuhnya dengan selimut, tapi itu tidak menutup rasa sedihnya, ketika menyadari aku masuk tangisannya berhenti.
“jae in gwencanayo, aku akan menjadi mata untukmu” aku peluk gadis itu.
“eoni,,” lirihnya padaku.
“ne, eoni akan menjadi penglihatanmu, eoni akan menjagamu, kau tidak perlu khawatir dan jangan sedih lagi” aku tau aku tidak bisa berbuat apa-apa untuk jae in, aku hanya bisa membuatnya lebih semangat lagi menjalani hidupnya.
-Author POV-
Hyo rin menginap di rumah jae in, hyo rin sangat ingin melindungi gadis itu, hyo rin iba melihat jae in. sementara Heechul begitu mendapat pesan dari Hyo Rin kalau dia tidak akan pulang pikiran heechul menyangka Hyo Rin pasti menginap di apartmen namaja, hyo rin tidak pernah seperti ini, heechul merasa hyo rin tidak memperdulikannya lagi, ada rasa saakit ketika tau hyo rin tidak pulang, heechul cemburu, dia tidak mau noonanya tidur diluar sana, Heechul berfikir hyo rin pasti sedang menghabiskan malam dengan namja. Heechul tidak bisa membendungnya lagi, saat dirumah dia tidak bisa tidur, pikirannya hanya tertuju pada hyo rin, heechul berusaha melupakan hyo rin malam itu dengan meminum beberapa kaleng soju yang ada di kulkas sampai Heechul mabuk berat.
Keesokan harinya Hyo Rin pulang, karena hari minggu hyo rin pulang dengan santai karena kantor libur, hyo rin bermaksud pulang hanya berganti pakaian dan kembali menemui jae in, hari minggu ini dia ingin mengajak jae in ke taman bermain lagi. Ketika hyo rin masuk ke dalam rumah dia kaget melihat rumah berantakan, kaleng-kaleng soju dimana-mana, dia tidak terlalu memperdulikannya karena badannya sudah ingin dimanjakan oleh air, dia ingin cepat-cepat mandi supaya badannya segar.
Tak beberapa lama kemudian Hyo Rin sudah menyiapkan sarapan untuk heechul, dia tidak lupa pada dongsaengnya, dia tau heechul tidak suka sarapan hanya dengan roti saja, jadi sebelum dia pergi bersama jae in dia menyiapkan semuanya.
Dia sedikit kesal ketika melihat heechul belum juga bangun, di membangunkan Heechul tapi dia masih saja tidur “heechul cepat bangun, noona sudah siapkan sarapan untukmu”
“hyaaaa KIM HEECHUL bangun!!” akhirnya dengan teriakan super sonic Hyo Rin Heechul bangun, tapi sepertinya heechul masih mabuk sisa tadi malam. Heechul menatap mata hyo rin, hyo rin merasa aneh dengan tatapan dongsaengnya.
“kenapa kau menatapku seperti itu” ucap hyo rin sambil memukul kepala Heechul. Heechul hanya diam dan tidak menjawab Hyo Rin.
Saat selesai makan dan heechul melihat hyo rin akan pergi, Heechul memegang tangan Hyo Rin dan berkata “jangan pergi noona” “wae” jawab Hyo Rin.
“kau tidur saja noona mau menghabiskan waktu dengan teman noona” dengan polos Hyo Rin menjawab.
“iya habiskan saja waktu mu bersama namja itu, tidur saja kau dengannya, jangan pulang jangan perdulikan aku lagi” tiba-tiba Heechul berkata seperti itu pada Hyo Rin, dan membuat hyo rin marah, dia berpikir kenapa heechul dengan teganya menuduh dia seperti itu.
PLAAAAAK Hyo Rin menampar pipi Heechul dengan keras.
“kenapa kau berpikir buruk pada noonamu sendiri” dia bertanya pada heechul, dia tidak habis pikir bagaimana dongsaengnya sendiri berfikir buruk kepadanya.
“noona,aku hanya,,,” heechul belum sempat meneruskan kata-katanya, hyo rin melahkahkan kakinya, heechul menarik tubuh noonanya ke dalam pelukannya, heechul sudah tidak bisa menyembunyikannya lagi, dia tidak peduli dia ingin noonanya tau dia menyukai Hyo Rin.
Keduanya saling berhadapan hanya berjarak 1 cm saja, Heechul merasakan rasa cintanya pada Hyorin semakin menggebu, nafasnya tidak teratur, tatapan Heechul sangat dalam ketika melihat wajah noonaya sendiri. Dan Hyo Rin dia masih diam seribu bahasa ketika Heechul memeluknya dengan erat, hyo rin tidak bisa menolaknya, hyo rin seperti kebingungan dengan keadaan ini, “oh Tuhan apa yang aku lakukan, aku baru kali ini menyadari betapa tampannya Heechul, dia terus saja menatap wajahku, tatapannya membuat hatiku meleleh, aku tidak bisa mengabaikannya” lirih hyo rin dalam hatinya.
“noona saranghae” heechul berbisik ke telinga Hyo Rin dengan penuh cinta. Saat itu juga jantung Hyo Rin serasa mau copot ketika mendengar pengakuan Dongsaengnya, dia tidak menyangka heechul bisa berkata seperti itu padanya.
“tapi Heechul ini salah,,,” sebelum Hyo Rin melanjutkan perkataannya tadi Heechul langsung menutup mulut Hyo Rin dengan menciumnya dengan lembut, hyo rin berusaha menolaknya tapi cengkraman tangan heechul begitu kuat menahan hyo rin tetap diam. Ciuman heechul begitu kuatnya sampai Hyo Rin pun luluh dan tidak tahan untuk tidak membalasnya. Saat mereka ‘sibuk’ ada tlpon masuk ke hp hyo rin dan hyo rin pun melepaskan ciumannya pada Heechul, ternayta itu dari jae in yang sedang menuggu kedatangannya. “ne aku segera datang” jawab Hyo Rin, heechul menatap Hyo Rin dengan marah dan berkata “noona siapa itu, apa dia namja yang kemarin bersamamu” heechul tidak suka Hyo Rin pergi dengan namja lain.
“Heechul berhenti bersikap seperti ini, aku ini noona mu KIM HEECHUL” hyo rin berusaha berfikir rasional, dia tau apa yang tadi dilakukannya salah.
“tapi aku mencintaimu, apa aku salah?” Tanya heechul dengan nada keras.
“salah, karena aku noonamu Kim Heechul” jawab Hyo Rin.
“tapi kau bukan noona kadungku” perkataan Heechul ada benarnya juga, mereka bukan saudara kandung, malah berbeda orang tua, hanya saja mereka telah hidup bersama sejak kecil, tapi apa pandangan orang kepada Hyo Rind an Heechul kelak, orang lain tidak tau kalau mereka bukan saudara kandung.
Hyo Rin pergi dengan hati yang gelisah setelah kejadian tadi pagi bersama Heechul, dia tak tau harus bagaimana menghadapinya karena dia sendiri tidak bisa menolak kata hatinya, Hyo Rin baru sadar saat Heechul memeluknya dia merasa tenang saat dongsaengnya itu memeluknya, tapi dia juga tidak mau jadi bahan gunjingan orang dikantornya.
-Hyo Rin P.O.V-
Ya tuhan ini apa? Kenapa harus Heechul orangnya dia dongsaengku kenapa harus dia yang mengatakan cinta padaku, kenapa bukan orang lain saja, aku terus saja berfikir saat mengemudikan mobilku, aku tidak bisa menolaknya, jujur ketika matanya memandangku aku merasa hatiku panas, tidak tentu, tatapannya membuatku tidak tenang. Heechul noona sepertinya mencintaimu tapi noona tidak bisa menjadi milikmu, minahe Heechul. Beberapa saat ketika aku menginjak gas ada sebuah mobil box besar melaju sangat kencang ke arahku dan BRAAAAAKKK aku hanya mendengar bunyi itu saja, setelahnya aku tidak tau apa yang terjadi selanjutnya.
-Jae In POV-
Kenapa eoni lama sekali datang, biasanya dia tidak telat dan padahal ini hari minggu dia bilang libur kemarin malam saat dia menginap di rumahku dia bilang akan mengajakku seharian ini bermain tapi nyatanya dia belum datang, tadi sempat aku meneleponya **anggap aja tlp untuk orang buta ok hahha** dia menjawab akan segera datang, hufs keluhku, aku penasaran aku coba meneleponnya lagi tapi kali ini hpnya pun tidak aktif, ada apa dengan eoni, aku jadi khawatir dengannya. Sampai hari mulai gelap eoni tidak datang juga, apa dia lupa pada janjinya, apa ada yang lebih penting dari menemui gadis buta sepertiku, aku tau aku ini tidak berguna untuknya, apa mungkin ada orang yang mau berteman denganku, tapi kenapa sikap eonni kemarin membuatku ingin mempercayainya. Sudahlah pikirku dalam hati, akupun pulang dengan rasa kecewa, eoni aku menunggumu, besok aku akan menunggumu lagi disini di taman ini.
-author POV-
Hyo Rin langsung di bawa ke RS saat kecelakaan itu terjadi, banyak darah yang keluar dari kepala Hyo Rin, tentu saja tabrakann itu sangat parah karena dia ditabrak mobil box besar yang melaju kencang, sampai mobil Hyo Rin tidak berbentuk lagi. Sementara itu ketika Heechul diberi tahu noonanya kecelakaan dia langsung ke RS, dia tidak mengira setelah dia mengatakan kalau dia mencintai noonnya akan terjadi hal seperti ini, dia menyesal kenapa semua ini terjadi, dia menyalahkan dirinya sendiri. Dia tidak kuasa melihat luka-luka yang dialami Hyo Rin, darahnya terus saja mengalir tidak henti.
“dokter selamatkan noonaku, dia satu-satunya keluargaku, aku mohon” pinta Heechul pada sang dokter.
“anda tunggu disini, saya akan memeriksa keadaannyaa”
Heechulpun menunggu hasil pemeriksaan dokter dengan cemas, dia sangat takut kehilangan Hyo Rin, dia tidak mau kehilangan orang-orang yang disayanginya lagi, “noona jangan tinggalkan aku” lirih heechul sambil mengusap air matanya. “mianhe noona, aku selalu menyusahkanmu” heechul menyadari betapa dia sangat tidak ingin ditinggalkan oleh noonanya. Dia tidak bisa membayangkan hidup sendiri tanpa Hyo Rin, orang yang sejak kecil menjaganya dan yang selalu menemani hidupnya.
Tak berapa lama kemudian suster memanggilnya ke ruangan tempat Hyo Rin diperiksa, “bagaimana dok?” Tanya Heechul dengan perasaan cemas. Dokter itu hanya diam, kelihatannya ada sesuatu yang terjadi pada Hyo Rin.
“katakanlah, aku mohon”
“noona anda harus dioperasi tapi sebelumnya kita harus menunggunya sadar terlebih dahulu, operasi bisa dilakukan jika tubuhnya sudah membaik, kita tunggu sampai dia sadar dan pulih baru melakukan operasi”
“apa itu parah?” Tanya Heechul.
“benturan dikepalanya mengakibatkan dia harus menjalani operasi” **author : gak tau istilah kedokteran dalam hal ini (bukan anak kedokteran hehe), so anggap aja operasi menderin kepala Hyo Rin plaaaaaakk**
“apa dengan operasi noona bisa membaik, dan sehat kembali?” Tanya Heechul.
“saya tidak bisa menjanjikannya, tapi kemungkinan Cuma 10% saja untuk berhasil” perkataan dokter itu tadi membuat hati Heechull perih, dia tidak tau harus berkata apa-apa lagi.
-author POV-
Setealah 2 hari Hyo Rin siuman, heechul selalu saja menemani Hyo Rin siang dan malam, Heechul tidak mau melewatkan 1 hari pun untuk tidak melihat Hyo Rin, saat hyo rin siuman betapa senangnya hati Heechul tapi disamping itu dia sangat takut jika Hyo Rin menjalani operasi, dia takut kehilangan noonanya. Sementara jae in dengan sabar menunggu kedatangan Hyo Rin, sampai hari mulai ke 5 dia tidak melihatnya lagi, harapan Jae In pupus, dia hanya bisa berkata dalam hati “eoni aku merindukanmu, kapan kita bisa jalan-jalan bersama lagi” satu-satunya orang yang selalu menemaninya tidak datang.
***di ruang tempat hyo rin dirawat***
“Heechul kau tidak kuliah?” Tanya hyo rin.
“aku tidak mau kuliah aku mau menunggu noona saja disini” jawab heechul.
“cepat sana kuliah aku tidak apa-apa” ucap hyo rin pada Heechul.
“aku tidak mau, kau dengar” bentak heechul pada hyo rin.
“Heechul jangan seperti ini, cepatlah kau kuliah, noona mau melihatmu lulus dengan cepat, gantikan noona memjaga perusahaan appamu, noona ingin istirahat Heechul” entah apa yang ada dalam pikiran hyo rin, tiba-tiba kata-kata itu keluar dari mulutnya, dan membuat Heechul semakin sedih dan tidak tega melihat penderitaan noonanya.
“aww” tiba-tiba hyo rin kesakitan sambil memegang kepalanya.
“noona kau kenapa? Mau ku panggilkan dokter?”
“tidak usah, cepat pergi kuliah heechul jangan disini terus, aku akan marah padamu jjika kau masih disini, aku mau tidur dan istirahat jangan ganggu aku, kau mengerti kan” heechulpun menuruti perkataan noonanya karena dia tidak mau noonanya marah padanya.
Heechul pergi meninggalkan hyo rin, saat Heechul pergi dokter masuk memeriksa hyo rin,
“apa kepalamu sering merasa sakit?” Tanya dokter itu.
“ne, dok tadinya hanya malam saja tapi sekarang seringku rasakan” jawab Hyo Rin.
“kau harus segera dioperasi” ucap dokter itu.
“lakukanlah dok” jawab hyo rin
“tapi kemungkinan berhasil Cuma 10%”
“lakukan saja dokter, secepatnya” jawab hyo rin mantap.
“apa kau punya orang tua? Saya harus meminta izin dari orang tua anda terlebih dahulu” Tanya dokter
“orang tua kami sudah meninggal dok, aku hanya hidup berdua dengan dongsaengku saja”
Saat dokter menayakan kedua orang tuanya, dia mengingat Jae In, jae in yang sedang menunggunya ketika dia mengalami kecelakaan, Hyo Rin ingin sekali bertemu dengan Jae In tapi dia tidak mau membuat gadis itu bersedih, sudah cukup penderitaannya dia tidak mau membuat jae in menangis karenanya, dia memikirkan baik-baik apa yang dikatakan dokter hidupnya hanya 10% bisa tertolong, di akhir hidupnya dia ingin membahagiakan Heechul dan Jae In, dia ingin kedua dongsaengnya itu hidup bahagia.
“dokter apa mataku bisa aku donorkan ?” Tanya Hyo Rin pada dokter
“tentu saja bisa, karena benturan yang terjadi padamu tidak mempengaruhi kinerja mata mu” jwb dokter itu.
“dokter aku mohon jika aku nanti melakukan operasi dan jika akhirnya aku meninggal aku mohon ambil mataku dan berikan pada seorang gadis yang bernama Par Jae In, dia sangat membutuhkannya”
“kau sangat baik, padahal nyawamu sedang dipertaruhkan” dokter itu merasa iba dengan ketulusan hati Hyo Rin.
“aku hanya ingin melihat gadis itu melihat indahnya dunia” jawab hyo rin.
Akhirnya dokter dan Hyo Rin setuju dan melakukan operasi pada besok hari, Heechulpun sudah diberi tahu oleh dokter sebelumnya, saat ini Hyo Rin tinggal menunggu hari esok ketika dia akan dibawa keruang operasi, Heechul tidak bisa menyembunyikan rasa takut akan kehilangan noonanya walau pun dia tidak menghendaki hal buruk terjadi pada hasil operasi noonanya. Mlam hari nya sebelum Hyo Rin besok melakukan operasi,
“noona, aku takut” lirih heechul menatap wajah Hyo Rin
“gwencanayo Heechul semua akan berjalan sesuai kehendak Tuhan” jawab Hyo Rin.
“noona mianhe”
“wae?” Tanya hyo rin.
“karena aku kau jadi begini, jika saja aku tidak mengatakan aku mencintaimu pasti ini tidak akan terjadi” heechul merasa semua yang terjadi pada Hyo Rin adalah kesalahannya.
“jangan menyesalinya” ucap hyo rin lembut pada Heechul.
“noona aku mau menungguimu sampai kau tidur, bolehkan?” Tanya heechul pada hyo rin.
“ne tetaplah disini, noona juga ingin selalu bersamamu”
Heechul terus menemani Hyo Rin sampai dia sendiri yang ketiduran, namun Hyo Rin masih terjaga, dia melihat wajah Heechul yang tertidur pulas, wajah dongsaeng kesayangannya, entah kenapa malam ini dia ingin berada dekat dengan dongsaengnya itu, “Heechul neomu saranghae” Hyo Rin mengecup kening Heechul, dia sadar dia mencintai Heechul, dia takut meninggalkan Heechul sendirian, sejak dulu mereka hanya hidup berdua saja, tidak ada saudara lainnya, air matanya jatuh tak tertahankan lagi, semua kesedihannya keluar bersama air mata yang terus mengalir dari matanya. Lalu dia mengambil handpone Heechul dan menuliskan pesan yang dia tujukan pada Heechul “SARANGHAE Heechul, hiduplah dengan baik, akan ada seseorang yang akan menjagamu kelak” hanya itu yang Hyo Rin tulis, entah apa yang ada dalam pikirannya dia merasa tidak ada waktu lagi untuk heechul.
Jae in, Hyo Rin mengingat yeodongsaeng yang amat ingin dia temui, sebelum dia tidur dia menuliskan sesuatu di sebuat kertas kecil yang ditujukan unutk Jae In **author hobi bikin pesan ya,,hihi** dia menyimpannya dan memasukannya ke dalam saku.
Hari operasi pun tiba, Hyo Rin dibawa keruang operasi, Heechul sangat sibuknya mengurus semua keperluan operasi sampai dia tidak menyadari ada pesan dari Hyo Rin untuknya, tanpa sepengetahuan Heechul hyo rin menyerahkan pesan untuk Jae In kepada Dokter, hyo rin meminta Dokter menyampaikan pesannya pada Jae In.
Hyo rin masuk ke ruang operasi, heechul mengantarnya sampai pintu operasi, dia melihat Hyo Rin tersenyum padanya,senyum terindah yang diberikan Hyo Rin untuk Heechul, seperti senyuman kekasih.
-Heechul POV-
Noona aku berharap semua akan baik-baik saja, sebelum noona dibawa ke ruang operasi aku melihat senyumannya begitu indah, senyuman yang begitu tulus padaku. Aku menunggu dengan cemas hasil operasi itu, aku berharap Noona bisa kembali ke rumah bersamaku secepatnya.
Lama aku menunggu sampai akhirnya dokter keluar, aku menghampirinya dan bertanya “bagaimana dok?” tanyaku
“mianhe, kami sudah berusaha tapi Tuhan berkehendak lain” aku, aku tidak mau mendengar ini, bukan ini yang aku harapkan.
“dokter aku akan membayar berapapun asal selamatkan noonaku” aku masih berharap noona bisa diselamatkan.
“aku sungguh minta maaf tuan”
Aku tidak sanggup lagi mendengar dokter itu berbicara, aku langsung masuk ke ruang operasi, ku tatap wajah noona yang tidak bergerak sedikitpun, “noona” lirihku sambil menatap wajah pucatnya,
“kenapa semua orang meninggalkanku, appaku, eommaku sekarang kau tega meninggalkanku sendirian, noona jawab aku, tidak ada orang yang begitu menyayangiku selain kau di dunia ini, noona aku akan belajar sungguh-sungguh, noona siapa yang akan membuatkan sarapan untukku?”
“noona tadi malam kau bilang ingin selalu bersamaku, tapi belum seharipun kau mengingkari janjimu padaku” aku terus saja memarahi noona tapi dia tidak menjawab sepatah katapun, aku berharap noona memukulku lagi dengan sendok makan sperti dulu, aku hanya bisa menangis, dan terus saja menangis, “noona aku membencimu” keluh ku dalam hati, aku tidak mau noona pergi selamanya, meninggalkanku sendirian.
-Jae In POV-
Eomma memelukku secara tiba-tiba, aku tidak tau apa yang terjadi,
“eomma ada apa?” tanyaku.
“Jae in sebentar lagi kau akan bisa melihat dunia yang indah ini” aku senang mendengarnya tapi aku akan lebih senang jikaa Hyo Rin eonni ada disini. Aku masih berharap eoni mengunjungiku, mengajakku bermain, aku ingin mengenal dongsaeng yang selalu ia bicarakan padaku, tapi aku tidak tau alamat rumahnya.
“eomma aku ingin bertemu Hyo Rin eonni?” ucapku pada eomma
“jae in mungkin eonni sedang sibuk jadi tidak bisa kesini”
Sampai hari dimana aku menjalani operasi pencangkokan mata, hyo rin eoni tidak datang mengunjungiku, padahal aku ingin sekali dia orang pertama yang aku lihat. Lama sekali aku menjalani pemulihan setelah operasi, dan hari ini perban dimataku boleh dibuka, mula-mula aku takut ini tidak akan berhasil, karena sudah sering aku melakukan ini dan hasilnya mengecewakanku.
“cobalah Jae In, kau buka perlahan matamu” perintah oemma.
Perlahan aku buka mataku, perlahan aku lihat cahaya putih, lama kelamaan ada bayangan seseorang dihadapanku, bayangan itu semakin jelas, bayangan itu berkata “Hyo Rin apa kau melihat eomma” eomma ini eommaku yang menjaga ku sejak kecil, wajahnya sudah terlihat tua, aku memeluk eomma.
“eomma aku bisa melihat, eomma terima kasih telah menjagaku” aku menagis bahagia, aku bisa melihat eomma, aku tidak akan menyusahkan eomma lagi.
“dokter siapa orang yang berbaik hati mendonorkan mata untukku?” tanyaku pada dokter, aku sangat ingin berterimakasih pada orang itu, karena dengan matanya aku bisa melihat dunia yang indah ini.
“nanti kau akan tau, ini ada pesan dari orang baik hati itu untukmu” dokter itu memberikan selembar kertas padaku. Aku penasaran siapa yang memberikan kebahagian untukku juga eommaku, hingga aku bisa meliaht warna-warna di dunia ini.
Ku lihat sekilas kertas itu tidak memberikan nama si penulis, aku membacanya dengan seksama “Jae In ini pasti Jae in, ku harap ketika kau membaca ini matamu bisa melihat dengan sempurna, seperti yang kau inginkan, jae in ini eonni, mianhe eonni tidak menepati janji eoni,eonni tidak datang ke taman bermain denganmu, mianhe eonni tidak bisa mengunjungimu lagi, pakailah mataku jae in, aku pernah bialng akan menjadi mata bagimu karena aku tidak suka kegelapan aku sangat takut gelap, aku tidak tega melihatmu ditemani warna gelap setiap hari, jae in kau ingin melihat wajah eoni kan? Kau datang saja ke alamat ini XXXXX kau akan melihatku disana. Jae in tolong kau jaga dongsaeng eonni dia hidup sendirian, aku mohon kau bisa menerima Heechul di hatimu, aku tau ini sedikit memaksamu. Aku doakan kau dan Heechul hidup bahagia bersama,
Eonni menyayangimu Jae in”
Setelah membacanya aku tidak perlu mencari tau siapa orang yang baik hati memberikan mata untukku, dia adalah Hyo Rin eonni, hyo rin eonni maafkan aku aku sempat berfikiran buruk padamu. Tapi aku tidak mengerti kenapa dia bilang tidak bisa mengunjungiku lagi, dan kenapa eonni menyuruhku menjaga dongsaengnya. Aku sangat sedih kenapa harus eonni yang harus berkorban untukku, eonni kau seperti malaikat bagiku, penolongku, kau seperti cahaya dalam kegelapanku. Air mataku mengalir saat mengingat semua kebaikan eonni padaku, dialah orang pertaman yang bersedia mengajakku jalan-jalan selain eommaku. aku akan pergi ke rumah eonni aku ingin menemuinya, aku ingin berterima kasih padanya.
-Author POV-
Heechul mau tidak mau merelakan kepergian eonninya, saat dia membaca pesan dari eonninya “SARANGHAE Heechul, hiduplah dengan baik, akan ada seseorang yang akan menjagamu kelak” dia tau ternyata noonanya mencintainya, tapi itu sudah tidak berarti bagi heechul, orang yang sangat dia cintai dan mencintainya kini sudah tidak ada disini. heechul menjadi seorang yang pendiam setelah ditinggal noonanya, dia belajar dengan serius, dia tidak mau mengecewakan noonanya, tiap pulang kuliah dia mampir ke makam noonanya, tiap hari dia membawakan bunga untuk noona yang dia cintai, Heechul tidak bisa membuka hati pada yeoja manapun, meskipun banyak yeoja ayng mendekatinya tapi dia tidak bergeming. Dia lebih memilih menonton video kebersamaannya dengan Hyo Rin dari kecil sampai hyo rin meninggal, teman-teman chocobalnya pun tidak bisa membuatnya ceria seperti dulu.
Sampai suatu hari Jae In ke rumah Heechul, saat itu hari libur jadi heechul ada dirumah, Heechul heran siapa yang datang kerumahnya, dia mempersilakan jae in masuk.
“maaf anda cari siapa?” Tanya Heechul pada jae in.
“aku mencari Hyo Rin eonni” karena jae in ttidak tau kalau Hyo Rin sudah tiada, heechul tidak bisa menahan kesedihannya saat jae in menanyakan Hyo Rin.
“maaf untuk apa kau mencarinya” Tanya heechul.
“aku ingin mengucapkan terima kasih, karena matanya aku bisa melihat kembali” setelah jae in bilang matanya itu milik hyo Rin, Heechul memperhatikannya, dia merasa ada Hyo Rin dalam diri Jae In, mata jae in sama lembutnya dengan mata noona Heechul.
“mianhe Hyo Rin noona sudah tiada” Heechul menangis karena tak sanggup mengucapkannya.
Jae In kaget bukan main, dia mengira Hyo Rin masih Hidup, dia mengira hyo rin hanya mendonorkan matanya dan dia bisa meliahat Hyo Rin, tapi perkiraannya salah Hyo Rin sudah meninggal.
“bisa kau jelaskan apa yang terjdi sebenarnya?’ Tanya Jae In.
“noona mengalami kecelakaan, saat akan menemui seseorang ditaman, noona dirawat cukup lama di RS, kemudian dia menjalani operasi tapi sayang operasinya tidak berhasil, noona pergi meninggalkanku, meninggalkanku selamanya” Heechul menangis ketika menceritakan kejadian sebenarnya pada Jae In.
Saat heechul menceritakannya, Jae In baru sadar ketika dia menunggu hyo rin di taman ternyata eonni yang dia tunggu mengalami kecelakaan, pantas saja hpnya tidak aktif sama sekali, sesal bersarang dihati Jae in kenapa dia tidak bisa melihat Hyo Rin saat matanya bisa melihat, kini dia tau kenapa Hyo Rin berpesan padanya untuk menjaga dongsaengnya, dia kasian melihat Heechul sendirian hidup didunia ini, tanpa seseorang yang menemaninya.
“mianhe Heechul sii, aku mengambil mata noonamu” hyo rin berkata pada heechul.
“dari mana kau tau namaku?” Tanya heechul heran.
“aku tau karena Hyo Rin eonni selalu bercerita tentangmu, dia selalu bilang kau dongsaeng yang lucu, dia sangat menyayangimu, dia bilang kau hal yang terpennting didunia ini” Heechul hanya bisa diam mendengar ucapan Jae In.
“Heechul aku akan menemanimu, aku akan menggantikan Hyo Rin eonni menjagamu”
“gomawo” heechul merasa di dalam diri Jae in ada sosok Hyo Rin ang lembut dan perhatian padanya.
****2 tahun kemudian****
Heechul sudah resmi menjadi presdir perusahaan appanya, dia menikahi Jae In, sejak pertama melihat jae in dia merasa ada diri Hyo Rin di sana, dia selalu ingat pesan terakhir dari noonanya “akan ada seseorang yang akan menjagamu kelak” Heechul berfikir jae in yang dikirim oleh Hyo Rin untuk menemani Heechul, yah Jae In adalah yeoja pilihan noonanya, yang akan selalu menemaninya. Begitupun dengan Jae In dia tidak merasa dipaksa menjadi istri Heechul karena sejak pertama Hyo Rin menceritakan Heechul dia selalu senang, entah kenapa padahal saat itu Jae In tidak bisa melihat, mungkin ini takdir.
“a girl for my brother”
Seorang wanita untuk adikku..
Dari Hyo Rin untuk sang adik Heechul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar