Author : @Heecat18
Title : Mianhe Hyung
Genre : Romance, sad, family
Cast :
·
Kim Heechul
·
Donghae
-author POV-
Heechul dan donghae adalah dua orang adik kakak, sejak
remaja kedua orang tua mereka meninggal saat kecelakaan, umur mereka berbeda 4
tahun, heechul 29 tahun dan Donghae 25 tahun sebagai seorang hyung Heechul
bekerja keras mencukupi semua keperluan sang dongsaeng Donghae, Heechul sangat
menyayangi Donghae, bahkan saat dulu dia rela tidak makan asalkan adik yang dia
sayangi bisa makan, bagi Heechul yang terpentinga adalah menjaga adiknya dengan
baik, karena dia selalu ingat pesan eommanya “Heechul jaga adikmu untuk eomma
dan appa, kau tau dia selalu sakit-sakitan” aku masih ingat tatapan eomma
padaku begitu memelas. Sejak kecil Donghae memang sering keluar masuk rumah
sakit, jadi heechul mengerti apa yang dikhawatirkan eommanya. Heechul hanya
seorang karyawan biasa di sebuah kantor tempat ia bekerja, Donghae sebentar
lagi lulus kuliah, donghae senang sekali menghambur-hamburkan uang hyungnya
untuk bersenang-senang, Heechul tidak pernah mempersalahkan itu semua karena
dia terlalu menyayangi sang dongsaeng, walau terkadang dia harus lembur larut malam
demi mencukupi semua keinginan Donghae.
-Heechul POV-
Seperti biasa aku sudah siap-siap berangkat kerja,
seperti biasa pula Donghae belum bangun, padahal aku tau dia harus kuliah pagi
ini, dasar pemalas sekali dia.
“Donghae bangun, ayo sarapan dengan hyung” aku
membangunkannya untuk sarapan karena aku tau dari dulu kalau dia tidak sarapan
pasti lambungnya bermasalah. Tiap hari aku menyiapkan sarapan untuk aku dan
Donghae sebelum berangkat kerja.
“hyung, aku masih ngantuk” jawab donghae dengan malas
“kau kuliah pagi cepat bangun, kau harus semangat
sebentar lagi kau lulus”
“iya iya aku bangun” denagn malas Donghae bangun
menuju kamar mandi, setelah dia siap dia menghampiriku di meja makan.
“hyung apa aku boleh meminta sesuatu” Tanya donghae
padaku
“katakana saja”
“sebentar lagi aku lulus kuliah hyung, aku dan
teman-temanku berencana liburan ke pulau Bali tapi aku tidak punya uang untuk
bekal disana” aku mengerti masksud Donghae dia minta uang untuk bekalnya nanti
saat liburan, aku ingin mengabulkan permintaannya tapi sepertinya tabunganku
tidak cukup untuk itu, uangku sudah aku berikan pada Donghae untuk keperluan
kuliahnya.
“Donghae ahh, kau kan tau uang hyung sudah aku berikan
beberapa hari yang lalu padamu, sekarang uangku mungkin tidak cukup untuk itu”
aku berusaha menjelaskan keadaanku sekarang ini pada Donghae
Donghae hanya diam, mendengar kata-kataku, mungkin dia
kecewa padaku, andai saja aku bisa memberikan apa saja yang dia minta pasti dia
senang sekali, lalu dia berhenti makan makanan yang ada di depannya dan
langsung pergi meninggalkanku, sebelum dia pergi aku menahan tangannya, tapi
dia malah membentakku “lepaskan aku, mana janjimu pada eomma hyung, kau
berjanji akan menjagaku, tapi aku minta uang saja kau tidak mau memberikannya”
setelah berkata seperti itu padaku dia membanting pintu dan pergi.
Aku terdiam mendengar kata-kata Donghae tadi, yah
donghae benar aku bukan hyung yang baik, aku tidak bisa menepati janjiku pada
eomma, eomma andai saja kau masih ada disampingku, aku merindukan mu eomma.
-Donghae POV-
Aku benci sekali pada hyungku, padahal aku memimpikan
liburan di pulau Bali bersama teman-temanku, aku sering mendengar orang-orang
yang sudah pergi ke sana kata mereka Bali sangat indah, bahkan banyak
orang-orang eropa sengaja berlibur ke pulau Bali saat musim panas tiba. Tapi
saat aku meminta uang untuk bekal hyung malah, tidak memberiku dia beralasan
semua uangnya sudah habis, tapi aku tidak percaya pasti dia membohongiku, dasar
hyung pelit. Aku masih ingat waktu dia berjanji pada eomma akan menjagaku,
nyatanya minta uang untuk bekal saja dia tidak mau memberikannya padaku.
Aku tidak mau pulang ke rumah aku kesal dengan hyung,
setelah kuliah selesai aku akan menginap dirumah Kyuhyun, kyuhyun temanku dia hidupnya
berkecukupan, aku betah jika menginap dirumahnya, bersantai santai,
menghabiskan waktu dirumah Kyu sangat mengasyikan apalagi dirumahnya tidak ada
siapa-siapa kecuali seorang pembantu, orang tuanya selalu bepergian ke Eropa,
kadang Kyu mengundang teman-teman kuliah untuk berpesta dirumahnya, semua
minuman tersedia dirumahnya, tinggal memilih saja.
“tumben kau menginap disini, pasti sedang ada masalah
yah?” Kyu memang pintar, dia selalu tau jika aku sedang ada masalah.
“ah aku kesal sekali dengan hyungku” jawabku pada Kyu
“bukannya hyung mu sangat baik padamu, aku saja iri
padamu, dia selalu menjagamu” cieh menjaga apanya hyung ku itu pelit sekali,
pikirku dalam hati.
“aku tidak mau membahas dia, aku sedang kesal padanya
Kyu”
“baik baik, aku tidak akan bertanya lagi” sepertinya
Kyu mengerti aku tidak mau membahas hal ini.
-Author POV-
Sudah 1 minggu Donghae tidak pulang ke rumah, Heechul
merasa khawatir dan mencarinya, hp donghae tidak aktif, teman-teman donghae pun
tidak ada yang mengetahui keberadaannya, mungkin bukan tidak mengetahui tapi
tidak mau member tahu, karena mereka takut pada Donghae, donghae adalah
mahasiswa yang ditakuti teman2nya.
-Heechul POV-
Kemana anak itu, dia tidak pulang kerumah sudah satu
minggu ini, aku tidak mau dia bergaul dengan teman-teman yang salah. “Donghae
hyung akan berusaha memenuhi permintaamu, tapi aku mohon pulanglah”, aku
mengirimi dia sms tapi masih tidak aktif juga, saat aku mencoba meneleponnya
pun tetap sama, hpnya tidak aktif.
Disaat seperti ini untung aku memiliki kekasih yang
mengerti aku, dia mau menerimaku apa adanya, dia tau aku hanya seorang karyawan
biasa yang berusaha memenuhi semua keperluan dongsaengku, dia adalah Lee min ah,
seorang yeoja yang aku kenal di kantorku, dia adalah karyawan baru, dulu aku
kira dia sama denganku hanya karyawan biasa tapi ternyata dia adalah anak
seorang pengusaha besar di korea, aku sempat minder padanya, tapi dia malah
tidak memperdulikan latar belakangku. Aku sempat bertanya padanya “apa kau
tidak malu berpacaran denganku?” dia hanya tersenyum dan menjawab “aku malu
jika berpacaran dengan namja yang tidak punya kepala” dasar yeoja ini paling
bisa. Walau aku tau Mih Ah orang yang kaya, tapi sedikitpun aku tidak pernah
minta bantuannya, terlebih masalah keuanganku, sempat dia menawarkan bantuan
padaku saat dulu Donghae mau masuk kuliah tapi aku menolaknya, aku sempat marah
padanya, karena menurutku seorang namja tidak pantas menerima bantuan seorang
yeoja. Akhirnya dia mengerti aku, Min Ah tau semua hal tentang ku tidak
terkecuali dengan keluaragaku, termasuk Donghae.
Sore ini dia ke rumahku, dia tau aku sedang punya
masalah dengan dongsaengku Donghae, dia bilang akan menemaniku di rumah agar aku
tidak merasa kesepian, aku tidak bisa menolakknya karena aku sendiri senang
jika dia berada disisiku.
“ kau mau makan apa biar aku buatkan?” tanyaku pada
Min Ah
“tidak usah, aku sudah memesan fast food, sebentar
lagi mereka mengirimnya kemari” ini yang tidak suka dari dia, selalu saja
berbuat sesuatu tanpa persetujuanku.
“sudah aku bilang aku tidak suka makanan dari luar”
aku sedikit membentaknya.
“tapi aku merasa kau sangat lelah hari ini, tidak
bolehkan aku membantunmu?” Min Ah maafkan aku, aku tidak bermaksud begitu, aku
merasa bersalah saat mendengar alasan dia memesan makanan itu.
“mianhe chagi, aku hanya sedang kesal saja, sudah 1
minggu ini adikku tidak pulang ke rumah, kau tau kan aku sangat mengkhawatirkan
dia”aku berbisik pada Min Ah sambil memeluknya dengan erat.
“aku tau oppa, aku hanya khawatir kau lelah saja, aku
tidak mau kau sakit”
“gomawo, chagi” aku menatapnya dan mencium bibirnya
dengan lembut.
Saat itu terdengar suara bel rumahku berbunyi, Min Ah
langsung melepaskan ciuman ku, dan melihat siapa yang datang, ternyata pesanan
kami sudah sampai.
Aku dan Min Ah lahap sekali memakan makanan itu,
padahal tadi aku memarahi Min Ah soal makanan ini, hehe aku tidak tau malu,
“kau mau minum?” tawarku pada Min Ah
“boleh, aku haus sekali” jaawabnya
Tapi aku sedikit bingung di kulkas ku tidak ada air
mineral mungkin sudah habis, hanya ada beberapa kaleng wine, aku dan donghae
tidak begitu memperhatikan air di rumah kami, hari sudah malam, aku malas
keluar untuk membelinya.
“emh tapi aku tidak punya air mineral? Yang ku punya
hanya wine?” tanyaku pada Min Ah
“tidak apa-apa itu saja, saat di Amerika aku biasa
minum itu bersama teman-temanku” yah Min Ah pasti sudah terbiasa karena dia
lama tinggal di Amerika.
Akhirnya karena bosan aku menonton film bersama Min Ah
sampai larut malam, hanya film komedi biasa, tapi aku merasa sedikit bebanku
hilang saat bersama yeoja ku ini, walau tetap di kepalaku memikirkan adikku
yang belum juga mau pulang ke rumah.
Sepertinya Min Ah sudah mengantuk dan juga sedikit
mabuk karena pengaruh wine yang aku berikan, tapi dia terus saja melihat layar
Tv, 15 menit kemudian dia benar-benar tertidur lelap di pangkuanku, aku tidak
mungkin membiarkannya tidur di sini, kasian tubuhnya pasti merasa sakit. Dengan
setengah sadar aku menggendong Min Ah ke kamarku, karena terus terang aku pun
sedikit mabuk karena meminum wine. Sesampainya di kamar ku, aku menidurkan dia
di kasur, entah karena ngantuk atau apa aku jadi ikut berbaring disebelah Min
Ah, aku tidak bisa memejamkan mataku, aku terus melihat wajah Min Ah yang
mengganggu pikiranku, aku mulai mendekatkan wajahku dengan wajah nya, ku lihat
bibirnya begitu menggodaku, dan tanpa sadar aku sudah mencium bibirnya yang
merah itu, saat aku melakukan hal itu tiba-tiba Min Ah terbangun, bukannya
melepaskan ciumannku dia malah membalas perlakuanku padanya, ku lumat habis
bibirnya, tak sampai disitu aku pun menciumi leher Min Ah, dan entah setan apa
yang merasuki aku, dengan cepat aku membuka Baju Min Ah.
dan kemudian..
*********SKIP********
-Author POV-
Tanpa sadar Min Ah dan Heechul melakukan semua itu
pada malam saat Min Ah menginap di rumah Heechul, saat pagi Min Ah kaget
melihat Heechul yang tidur di sebelahnya, Min Ah ketakutan sampai dia menangis
tanpa henti, dia tau ini bukan semua salah Heechul tapi ini salah mereka
sendiri.
-Min Ah POV-
Badanku sakit sekali, perlahan aku membuka mataku, aku
tidak mengira ternyata Heechul tidur disebelahku, setelah aku mengingat-ngingat
kejadian malam tadi, aku merasa menyesal tidak seharusnya aku menginap disini.
Aku hanya bisa menangis dibalik selimut, menyesali apa yang aku lakukan bersama
Heechul, dan sepertinya Heechul mendengar tangisan ku, dia terbangun, dia sama
kagetnya denganku tadi ketika melihatku ada disebelahnya, dia menyadari
kesalahannya kemudian dia mendekatiku lalu berkata “mianhe Min Ah, aku namja
yang kurang ajar”
Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi, aku hanya bisa
menangis, aku tidak menyalahkan Heechul tapi aku
menyalahkan diriku sendiri
yang tidak bisa menahan diri.
“oppa bagaiman jika sesuatu terjadi padaku?”
“chagi tenang
saja aku akan bertanggung jawab, aku akan segera melamarmu” Heechul memang
tidak pernah mengingkari janjinya, sebelum ini pun dia sudah bertekad akan
menikahi ku, aku jadi tenang mendengarnya.
“gomawo oppa”
“ne chagi, aku tidak akan pernah meninggalkanmu sendirian”
-Donghae POV-
Hari ini aku ingin memenangkan balapan ini, aku tidak
bisa mengandalkan hyungku memberi uang untuk bekal liburanku, sejak aku
meninggalkan rumah aku mengumpulkan uang dengan balapan liar, aku meminjam
motor Kyuhyun, dia tidak mempermasalahkannya karena dia punya banyak. Aku tidak
akan pulang sebelum mendapatkan uang itu, aku sengaja mengganti no hp, agar
Heechul hyung tidak menggangguku, aku benci padanya.
secepat kilat aku melaju motorku, yah motor Kyu
maksudku, aku tidak mau kalah dengan yang lain, aku ingin selalu menjadi
pemenang, aku tidak perduli dengan nasehat Heechul Hyung yang selalu melarangku
mengikuti balapan liar, perduli apa dia padaku.
Saat lawanku menghadangku dari belakang aku makin
panas, aku berusaha menyalip motornya, aku gas motorku dengan cepat, ketika itu
aku tidak tau ada mobil dari arah yang berlawanan menghadangku, kecelakaan itu
pun tidak bisa dielakan lagi, aku hanya mengingat ada beberapa orang yang
membawaku masuk ke mobil ambulan, setelah itu aku tidak tau apa yang terjadi
padaku.
-Heechul POV-
Aku sangat merasa bersalah pada kekasihku Min Ah, atas
kejadian kemarin malam, hari ini dia tidak masuk kerja katanya dia pergi ke
pulau jeju mengunjungi halmoninya, aku bertanya padanya apa dia masih marah
padaku, tapi dia menjawab dia tidak marah, hanya ingin menenangkan diri saja di
kampung halamannya.
Terlepas dari apa yang terjadi padaku dan Min Ah aku
selalu saja memikirkan dongsaeng ku Donghae yang belum juga mau pulang ke
rumah. Saat aku mengerjakan tugas-tugasku, tiba-tiba tlpn ku berdering “Tuan
Kim, dongsaeng mu sedang dirawat di rumah sakit” aku sudah tidak memikirkan
pekerjaan ku saat ini, aku langsung saja tergesa-gesa menuju rumah sakit yang
merawat Donghae.
Mana dongsaeng ku, aku berteriak-teriak di rumah
sakit, aku sudah tidak tau apa lagi yang aku rasakan, aku tidak bisa menjaga
dongsaengku, mianhe eomma aku mengecewakanmu, lalu ada seorang suster yang
mengantarku ke ruangan tempat donghae dirawat.
Aku masuk melihat Donghae, lukanya sangat parah tubuhnya
dipenuhi perban dan luka-luka, aku tau dia pasti balapan liar lagi, kau sangat
bodoh Donghae, hyung sudah bilang untuk tidak balapan liar lagi, aku hanya bisa
menangisi keadaan Donghae, donghae aku akan memberikanmu uang itu bagaimana pun
caranya aku akan memenuhi permintaanmu. Ketika itu dokter masuk dia bilang
Donghae harus dioperasi, aku sangat sedih mendengarnya, dokter itu menunggu
persetujuanku karena hal ini tidak bisa di tunda-tunda lagi, “beri aku waktu
dok” kataku pada dokter itu, dia hanya bisa menunggu 1 jam saja, karena bila
tidak sekarang nyawa Donghae bisa terancam. Aku menuju tempat administrasi
untuk menanyakan berapa uang yang harus aku bayar untuk operasi Donghae, dan
ternyata uangku tidak cukup untuk membayar semua itu, tadinya aku akan
memberikan semua tabunganku untuk bekal Donghae, itupun aku dapat setelah aku
lembur sampai larut malam, tapi sekarang untuk operasi Donghae pun tidak cukup,
bagaimana ini, aku harus berbuat apa lagi, aku harus selamatkan dongsaengku.
Aku bisa saja meminta bantuan dari Min Ah tapi aku tidak mau merepotkan dia,
apalagi dia sedang menenagkan dirinya.
Saat sedang kebingungan seperti ini, aku melihat ada
seorang ahjusi yang mencari donor ginjal yang cocok untuk anaknya, sepertinya
dia sudah berusaha kemanapun tapi tidak juga mendapat donor yang cocok, ahjusi
itu duduk disebelah ku, terlihat dari raut mukanya yang memendam kekecewaan. Aku
menyapanya
“sudah lama anak anda sakit?” tanyaku.
“sudah hampir 1
bulan dia dirawat di rumah sakit ini” jawabnya
“dongsaengku juga sedang dirawat disini”
“kalau saja ada donor yang cocok untuk anakku pasti
hidupnya akan terselamatkan, aku akan sangat berterima kasih pada orang itu,
berapapun harganya akan ku bayar” ahjusi itu sepertinya benar-benar menyayangi
anaknya, sama sepertiku yang benar-benar menyayangi dongsaengku Donghae.
Setelah beberapa menit aku memikirkan donghae dan anak
ahjusi itu, aku rasa aku bisa membantu ahjusi itu, aku bisa mencoba mendonorkan
1 ginjalku pada anaknya, kata orang manusia bisa hidup walau hanya dengan 1
ginjal saja, asal sehat.
“ahjusi aku bisa mencoba mendonorkan ginjalku untuk
anakmu, jika memang cocok aku akan memberikannya pada anakmu” aku menyatakan
maksudku pada ahjusi itu.
“nak tapi kau masih muda, bagaimana dengan orang tua
mu, apa dia setuju jika kau memberikan 1 ginjalmu pada anakku” ahjusi itu
sepertinya khawatir tentang kebulatan tekadku.
“orangtua ku sudah meninggal, aku hanya punya seorang
dongsaeng yang saat ini sedang dirawat disini, aku ingin dia secepatnya
dioperasi tapi uangku saat ini tidak cukup, sebenarnya aku merasa malu berbuat
begini tapi.. ” jawabku.
“kau hyung yang baik, aku tau ini kau lakukan demi
menyelamatkan adikmu” ahjusi itu tau aku melakukannya demi dongsaengku.
Akhirnya aku dan ahjusi itu setuju, aku dibawa keruang
pemeriksaan untuk mengetahui apakah ginjalku cocok untuk anak itu, ahjusi itu
pun punya sedikit harapan untuk hidup anaknya, aku juga senang bisa menolong
anaknya, memang aku seperti orang yang menjual ginjalku untuk membayar biaya
rumah sakit Donghae, tapi jika tuhan memberiku pada posisi yang sama tapi aku
bisa membayar uang operasi donghae tanpa menjual ginjalku, aku akan tetap
menolong anak itu, karena aku tau betapa sedihnya ditinggalkan orang yang
disayangi, pasti hati ahjusi itu akan hancur jika anak yang dia sayangi pergi
meninggalkannya.
-Author POV-
Entah ini takdir atau keajaiban bagi ahjusi itu,
ternyata ginjal Heechul cocok untuk anaknya, ahjusi itu sangat merasa senang
akhirnya penantiannya berakhir, setelah lama mencari donor yang tepat ada
seseorang yang dikirim tuhan untuk menjadi penyelamat hidup anaknya. Operasi pemindahannya
berjalan lancar, berangsur angsur anak ahjusi itu membaik, tapi tidak dengan keadaan Heechul
setelah dia memberikan ginjalnya ternyata tubuhnya tidak bisa seperti sedia
kala, kadang dia merasakan sakit yang teramat sampai dia pingsan. Untung saja
ahjusi itu selalu menemani dan menjaga Heechul, ahjusi itu mungkin merasa
bersalah pada Heechul tapi sedikitpun Heechul tidak pernah menyesal memberikan
ginjalnya untuk gadis kecil itu. Sedangkan Donghae sudah bisa dioperasi, karena
pemulihannya yang lama donghae belum bisa siuman sejak dia selesai operasi,
dokter menjelaskan ini hal biasa pada pasien yang sudah dioperasi. Heechul belum
sempat melihat anak yang menerima ginjalnya, suatu hari dia menjenguk anak itu,
dia senang anak gadis itu sekarang terlihat sehat dan ceria, bemain boneka,
berlari-lari, saat itu dia teringat kekasinya Min Ah, dia memikirkannya, apa
dia masih marah pada Heechul, sebenarnya heechul sangat merindukan yeoja itu,
tapi dia mengerti mungkin Min Ah masih shock atas kejadian di rumah Heechul.
Saat sedang duduk sendiri di teras rumahnya Heechul
menuliskan sesuatu, entah apa yang dia tulis, sepertinya sebuah pesan untuk
kekasihnya, dongsaeng kesayanganya Donghae dan gadis yang dia tolong. **nulis
apa ya?? Hehe author rahasian aja ah..
-Heechul POV-
Hari ini aku masuk rumah sakit lagi, aku merasa aku
tidak bisa bertahan lagi, yang aku sesali kenapa Donghae belum siuman juga,
dokter bilang aku sering pingsan karena tubuhku memang tidak bisa pulih seperti
sedia kala karena 1 ginjal ku sudah tidak ada. Tapi aku juga tidak menyesal
sekalipun, karena dengan ini aku bisa menyelamatkan donghae dongsaengku, dan
bisa melihat senyuman di wajah anak kecil itu. Saat malam tiba aku masih
terbaring, aku beruntung ahjusi itu selalu menemaniku, dia tau orang tua ku
sudah tidak ada lagi, aku merasa dia seperti sosok ayahku, sangat baik,
memperhatikanku, dan banyak lagi yang dia lakukan untukku.
Aku takut tidak bisa bertemu lagi dengan Donghae
dongsaengku, Min Ah kekasihku, aku meminta ahjusi itu menyimpan dan memberikan
pesanku (surat maksudnya) pada donghae dan min ah, aku juga memberikan pesan
untuk anaknya. Ahjusi itu dengan senang hati membantuku, aku pun berterima
kasih padanya
“kamsahamnida” “cheonmanayo” jawabnya Sebelum aku terlelap aku tersenyum pada ahjusi itu,
senyum untuk menyampaikan rasa terima kasihku padanya, karena pertolongannya
donghae akan segera pulih. Akupun tidur dengan lelapnya, tidur dengan hati yang
yang tenang.
-Athor POV-
Saat pagi tiba di ruangan tempat Heechul dirawat
terlihat Heechul terlelap, begitu tenangnya, dan wajahnya seperti orang yang
tersenyum bahagia.
Sampai ahjusi itu merasa aneh dengan Heechul, dia
merasa dari pagi dia tidak melihat heechul bergerak sedikitpun, karena
penasaran ahjusi itupun memanggil dokter. Tanpa diduga oleh ahjusi itu,
ternyata dokter bilang “sepertinya dia sudah meninggalkan kita, dia sudah
tenang” ahjusi itu langsung kaget dan hanya diam melihat wajah Heechul yang
tenang. Dalam hati ahjusi itu berkata “kau anak yang baik, tak seharusnya Tuhan
mengambil nyawamu begitu cepat, kau belum bertemu dongsaengmu, bertemu
kekasihmu, apa yang harus aku katakana pada mereka?” Heechul pergi dengan
tenang tanpa menyusahkan orang-orang disekitarnya.
Tak diduga Min ah menjenguk Heechul yang ada di rumah
sakit, dia baru pulang dari pulau jeju, dia tau heechul dirawat dari teman2
kantornya, dia hanya marah sesaat tepatnya bukan marah tapi merenung atas
kesalahnnya, dia masih sangat mencintai namja yang bernama Kim Heechul, tapi
apa yang terjadi sekarang dia hanya bisa melihat kekasihnya terbaring tanpa
bergerak sedikitpun, air matanya jatuh ketika ahjusi itu bilang Heechul sudah
meninggal, Min Ah masih tidak terima kekasihnya meninggal begitu saja tanpa
sempat dia bertemu dengannnya,
“kau jahat, kau sangat jahat, dulu kau bilang tidak
akan pernah meninggalkanku, kau bilang akan selalu bersamaku, kau bilang akan
hidup denganku, menjadi appa dari anak-anak ku” min ah berkata seperti itu
sambil menangis, dia juga menggerak-gerakan tubuh Heecchul, tapi sang pemilik
tubuh tidak merespon sedikitpun. Kesedihan meliputi hati Min Ah, tadinya dia
akan menemui Heechul dan minta maaf atas sikapnya, sekarang dia hanya bisa
menyesali kenapa dia tidak secepatnya pulang dan menemani Heechul disaat
terakhirnya. Ketika Min Ah termenung dengan segala kesedihan yang ia rasakan,
ahjusi itu memberikan surat yang Heechul tulis untuk Min Ah.
“bacalah, itu pesan terakhir dia untukmu, dia selalu
memikirkanmu” kata-kata terakhir dari ahjusi itu mampu membuat hati Min Ah
pilu, Heechul selalu memikirkanku, tapi min Ah malah pergi meninggalkan Heechul
saat Heechul membutuhkannya. Ahjusi itu juga menitip kan 1 buah surat lagi
untuk donghae yang masih belum siauman, surat itu ia titipkan pada Min Ah.
Proses pemakaman Heechul sudah dilakukan, semua teman
kantor datang mengantar Heechul pergi dengan tenang, dimata teman-temannya
Heechul adalah seorang yang gigih, tegas, juga sangat berhati mulia. Mereka tau
Heechul sangat menyayangi dongsaeng dan kekasihnya, Min Ah masih terpukul
dengan kepergian Heechul yang tiba-tiba, dia belum ingin membaca pesan dari
Heechul.
1 hari setelah Heechul dimakamkan Donghae sudah
siuman, orang pertama yang dia cari adalah Hyungnya Heechul, Min Ah belum bisa
memberitahu donghae kalau Heechul sudah tiada, dia beralasan Heechul sedang ada
urusan kantor, jadi tidak biasa menemuinya, Min Ah tidak tega mengatakan pada
Donghae.
“noona, mana hyungku?” Tanya donghae
“oh dia sedang ada urusan kantor jadi tidak bisa
menjengukmu” tegas min ah.
-Donghae POV-
Saat ku buka mataku, orang pertama yang ingin aku
temui adalah hyungku, aku sadar telah banyak membuatnya susah, sejak dulu dia
menjagaku, dia menjadi ayah, ibu sekaligus hyung bagiku, tapi aku membalasnya
dengan berbuat onar, membuatnya selalu khawatir. Saat dulu dia rela memberikan
makanannya buatku padahal aku tau dia belum makan sedikitpun, entah kenapa
hatiku sangat merindukannya, aku bertanya pada Min Ah noona, katanya hyungku
masih sibuk, dia pasti sibuk mencari uang untuk membayar biaya rumah sakitku. Setelah
beberapaha hari aku pulang ke rumah, tapi aneh aku tidak melihat hyung sama
sekali dirumah, aku merasa bingung tidak biasanya hyung begitu, dia tidak
meneleponku, mana mungkin noona tak memberitahu hyung kalau aku sudah kembali
ke rumah. Aku merasa penasaran apa yang terjadi sebenarnya, akupun menanyakan
pada noona, noona sering mengunjungiku pada saat dia ada dirumahku aku
menanyakannya “noona sebenarnya ada apa dengan Heechul hyung?” tanyaku, noona
hanya diam saja saat aku bertanya, malah dia bukannya menjawab pertanyaanku
tapi menangis dihadapanku, raut wajahnya berubah saat aku menyebut nama Heechul
hyung.
“apa yang terjadi noona, katakanlah kenapa kau
menangis?” Tanya ku lagi.
“Donghae, hyungmu sudah tidak ada, dia sudah meninggal
tapat 1 hari sebelum kau siuman” kata-kata noona bagaikan petir di siang
bolong, terasa mengoyak nadiku, membuatku lemas, aku seperti dalam ruangan
kosong sendirian tidak ada yang menemaniku, hampa rasanya.
Heechul hyung tega sekali meninggalkanku sendirian,
dengan siapa aku sekarang, eoma dan appa sudah tiada, sekarang hyung
meninggalkanku, aku tidak bisa menahan air mataku, aku tidak bisa membalas
semua kebaikannya, aku tidak bisa melihat wajahnya lagi, aku tidak bisa
mendengar suaranya lagi.
“donghae noona tau perasaanmu, noona juga sangat sedih
tidak bisa melihat Heechul untuk terakhir kalinya” noona tau perasaanku, yah
dia pasti tau karena dia sangat mencintai hyungku, aku pernah dengar dari
hyung, kalau mereka akan segera menikah.
“ini pesan dari hyungmu,” noona memberikan sepucuk
surat untukku dari Heechul hyung.
Min Ah noona berpamitan pergi dia pulang ke rumahnya,
aku menawarkan mengantarnya tapi dia bilang tidak usah, aku pun membiarknnya
pulang sendiri.
Aku masuk ke kamar Heechul hyung, aku berbaring di
tempat biasa dia tidur, aku melihat di dinding kamar, di meja kerjanya banyak
sekali foto kebersamaan aku dan dia, ku ambil salah satu foto itu, foto ketika
aku lulus SMA, dia tersenyum dengan riangnya melihatku lulus, dia memelukku,
kami berfoto bersama, andai Heechul hyung ada, lagi-lagi aku menangis, aku
memang tidak pernah menangis, kata teman2 aku sangat kuat dan tegar, tapi aku
hanya seorang dongsaeng yang merindukan hyungnya, hyung yang tidak akan pernah
lagi ada disisiku.
Aku membukan surat yang tadi noona serahkan padaku,
aku membacanya,
“dongsaengku yang aku sayangi, Donghae semoga kau
cepat sembuh, hyung menunggumu membuka matamu, hyung rindu padamu, maafkan
hyung karena tidak bisa secepatnya mengabulkan permintaanmu, oh ya hyung sudah
mengirimkan semua uang hyung ke rekeningmu, kau pakai saja untuk berlibur
bersama teman-temanmu ke bali, uang itu cukup untukmu, sisanya boleh kau pakai sesukamu,
jaga kesehatanmu. Selamat berlibur, selamat bersenang-senang di Bali, kelak
hyung akan mengunjungi Bali bersamamu.
Dari hyung mu, Heechul.
Hyung menyayangimu”
Aku hanya bisa menagis setelah membaca pesan hyung,
hyung sangat menyayangiku, hyung bahkan menyerahkan semua uangnya padaku, hyung
aku tidak mau lagi uangmu, aku tidak ingin berlibur bersama teman-temanku, aku
hanya ingin bersamamu seperti dulu.
-Min Ah POV-
Aku pulang ke rumah setelah menjelaskan semua yang
terjadi pada Donghae tentang Heechul, heechul aku merindukanmu, senyum manismu,
suaramu, candamu, dan semua hal tentangmu, hidupku hampa tanpa dirimu, kau satu-satunya
namja terbaik yang pernah ada dihidupku, aku hanya termenung melihat
langit-langit dikamarku, inginku pergi bersama Heechul, pergi dari dunia
yang sepi ini, saat itu aku melihat
sekilas sepucuk surat dari Heechul yang belum sempat ku baca, tepatnya aku tidak
berani membacanya, tapi aku harus membacanya karena itu adalah satu-satunya
kenangan heechul untukku, kemudian aku baca membaca pesan dari Heechul
“hai chagi, apa kau masih marah padaku? Maafkan aku,
aku memang salah, aku rindu sekali padamu, aku ingin meneleponmu tapi hpmu
tidak aktif, jadi aku tulis pesan ini untukmu, chagi aku selalu memikirkanmu
disini, aku selalu menunggumu pulang, tiap aku ke kantor aku selalu melihat
meja kerja mu, ah aku rindu suaramu, aku
rindu wajahmu yang cantik, apa kau juga rindu padaku?
Chagi aku
merasa akan sulit bagiku menemuimu, entahlah perasaanku tidak begitu
baik saat ini, aku hanya memintamu memaafkan aku saja, aku ingin segera
menikahimu, aku ingin kita menjadi suami istri, kau yeoja yang aku sayangi
sampai kapanpun, aku beruntung bisa mendapatkanmu, kelak jika aku terlahir
kembali, aku ingin ditakdirkan hidup denganmu selamanya, chagi bolehkan aku
meminta sesuatu darimu? Tolong kau jaga dongsaengku, bisakah? Chagi aku harap
kau selalu menjaga kesehatanmu, aku tidak ingin melihat orang yang aku cintai
sakit. Semoga kau bahagia..
Chagi aku mencintaimu selamanya..
Dari kekasihmu Heechul”
Aku merasa aku yeoja yang jahat setelah membaca pesan
heechul, dia selalu menungguku kembali, dia selalu merasa bersalah padaku, tapi
sungguh aku bodoh sekali, seharusnya aku menemuinya lebih awal, menjaganya,
menemaninya, “mianhe oppa” lirihku ditemani air mata yang terus mengalir
dipipiku.
-Author POV-
Sebenarnya ketika Heechul menulis pesan untuk semua
orang dia sayangi dia sudah merasa hidupnya tidak akan lama lagi, Heechul
sblmnya memohon pada ahjusi yang dia bantu agar tidak bicara apapun soal
pendonoran ginjalnya, dia tidak ingin Donghae merasa bersalah atas kematiannya,
karena menurut Heechul ini takdir bukan karena dia mendonorkan ginjalnya, uang
yang diberikann ahjusi itu sangat banyak, spertinya beliau memang orang yang
kaya, ahjusi itu dengan ikhlas memberikannya karena ia tau Heechul melakukan
ini demi orang yang dia sayangi yaitu dongsaengnya. Heechul mentransfer semua
uangnya ke rekening Donghae, karena dia ingin adiknya bisa berliburan ke Bali
bersama temannya. Ahjusi itu selalu mengamati dan menjaga Donghae tanpa disuruh
Heechul sebelumnya, karena dia kasian melihat Donghae hidup sendiri tanpa hyung
yang dia sayangi.
Setelah donghae lulus kuliah dan bekerja, dia menikahi
Min Ah, saat Donghae tau Min Ah hamil anak Heechul dia dengan senang hati
bersedia menjadi appa dari anak hyung yang dia sayangi, Donghae dan Min Ah
sangat menyayangi anak itu, karena mereka merasa melihat sosok orang yang
mereka sayangi, dan rindukan selama ini. dan Donghae tidak penah meminta Min Ah
mencintainya, karena dia tau cinta Min Ah hanya untuk hyungnya, mereka saling
mengerti satu sama lain.
THE END